Muhammad mengingatkan bahwa penanganan isu radikalisme yang berlebihan dapat merugikan, menciptakan atmosfer yang tegang, dan menghambat partisipasi demokratis masyarakat.
“Berpikir kritis dalam mengonsumsi informasi media adalah langkah pertama dalam menjaga keseimbangan antara keamanan dan kebebasan, serta menghindari terjerumus ke dalam retorika yang tidak membangun,” imbuhnya.
Dalam menghadapi ancaman radikalisme, berpikir kritis juga diterapkan dalam pembentukan tim siber anti radikalisme oleh pemuda lintas agama. Mereka memahami betul bahwa melalui berpikir kritis, mereka dapat menyaring informasi yang sesat dan berbahaya di dunia digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kampanye di media sosial yang interaktif dan intensif adalah sebagai strategi yang efektif untuk menangkal pemahaman keliru yang berujung pada paham radikal,” kata Muhammad.
Indra Ramadhan pun menambahkan pentingnya pemahaman generasi muda terhadap ciri-ciri kelompok radikal yang mungkin mencoba memanfaatkan momentum Pemilu untuk meraih dukungan.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya