“Berpikir kritis adalah kunci dalam mengenali pola-pola radikalisme yang menggunakan politik identitas, hoaks, kebencian, dan politisasi agama untuk mencapai tujuan mereka,” jelas Indra.
Indra juga menyoroti peran media sosial yang harus diawasi dan dijaga agar tidak menjadi tempat subur bagi narasi intoleran dan ujaran kebencian.
Pentingnya berpikir kritis juga tercermin dalam upaya antisipasi pemuda lintas agama di Kota Kupang. Mereka tidak hanya berfokus pada pemahaman ciri-ciri kelompok radikal, tetapi juga mengajak adanya tim siber anti radikalisme untuk menyaring informasi yang beredar di dunia digital. Dengan berpikir kritis, pemuda mampu menangkal informasi sesat dan berbahaya yang dapat merusak pemahaman masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
berpikir kritis menjadi landasan utama dalam menghadapi ancaman radikalisme menjelang Pemilu 2024. Pemahaman cermat terhadap isu-isu yang diangkat, pemberitaan media, serta penyebaran informasi di media sosial adalah langkah-langkah kritis yang dapat diambil oleh masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjaga keamanan dan kestabilan bangsa.